Thursday, 1 August 2013

Motivasi Pria Eksekutif Muda untuk Bergaya Metroseksual



Metroseksual. Etimologi: dari kata Yunani, metropolis artinya ibu kota plus seksual. Definisi: sosok narsistik dengan penampilan dandy, yang jatuh cinta tidak hanya terhadap diri sendiri, tetapi juga gaya hidup urban. Istilah metroseksual sendiri diperkenalkan Mark Simpson, kolomnis fashion Inggris, dalam bukunya, Male Impersonators: Men Performing Masculinity, pada 1994 untuk menggambarkan kelompok anak muda berkocek tebal yang hidup di kota besar (metropolis) atau di sekitarnya, sangat menyayangi bahkan cenderung memuja diri sendiri (narcisstic), serta sangat tertarik pada fashion dan perawatan tubuhnya. Kulit mereka mulus, lembut dan harum. Wajahnya yang halus tampak dipoles bedak tipis, sementara kukunya dicat dan bibirnya dioles lip balm — bahkan kadang terlihat mengilap karena dipulas lip gloss. Meski sama-sama pesolek dan pemuja diri sendiri, metroseksual ini tak bisa disamakan dengan dendi. Bahkan, Simpson menyebut dendi adalah gaya kaum bangsawan abad ke-18. Pasalnya, meski sama-sama rapi, harum, dan gemar berlama-lama di depan cermin, gaya busana para dendi cenderung konservatif dan mengikuti pakem, sementara kaum metroseksual justru dicirikan dengan keberaniannya mendobrak aturan dan bereksperimen dengan fashion.


Tren metroseksual, sebagaimana tren-tren lainnya, mungkin akan berlalu. Namun, jejak-jejak yang ditinggalkannya akan membekas dalam. Tren ini menyadarkan kita, bahwa kehidupan mempunyai banyak sisi: selain berkarya, ada juga saat bermanja; selain kantor dan kolega, ada pula rumah dan keluarga. Semuanya membutuhkan keseimbangan. Kita percaya bahwa fenomena ini tidak sekadar menghasilkan peluang pasar, tetapi juga generasi baru yang lebih akrab dengan orang tuanya, dan penuh perhatian pada diri sendiri ataupun lingkungannya.


Ciri khas metroseksual adalah pria muda yang memiliki uang untuk dibelanjakan, hidup dekat atau di metropolis , karena disanalah terletak toko, klub, pusat kebugaran, dan penata rambut terbaik. Ia bisa saja seorang gay, heteroseksual, atau biseksual, akan tetapi ini hanyalah imaterial belaka, karena nyatanya ia lebih mencintai dirinya sebagai obyek cinta, kenikmatan, dan pilihan seksualnya. Termasuk kegemarannya posting gambar2 nakal dirinya didunia maya seperti gambar berikut ini


















No comments:

Post a Comment